Gugun Blues Shelter Menembus Amerika
Serikat
Gugun Blues Shelter (dari kiri): Jono, Gugun, dan Bowie
JAKARTA, KOMPAS.com — Grup band indie beraliran blues
rock, Gugun Blues Shelter, siap menggelar tur di Amerika Serikat. Besok, Jumat
(9/11/2012), para personel Gugun Blues Shelter siap menggelar jumpa pers
di Rolling Stone Café, Kemang, Jakarta Selatan, mulai pukul
09.30.
Rencana tur Amerika Serikat (AS) tersebut sebelumnya pernah diungkapkan
penggebuk drum Gugun Blues Shelter (GBS), Aditya Wibowo (Bowie). Akan tetapi,
saat itu belum ada kepastian mengenai jadwal keberangkatan
mereka.
Hal serupa diungkapkan oleh Gugun, vokalis GBS. Informasi mengenai
kepastian rencana tur AS baru diberikan pada Kamis pagi tadi melalui pesan
pendek di telepon genggam dan Twitter.
GBS sebelumnya kerap menggelar tur di Inggris. Salah satu panggung
terbesar GBS adalah saat tampil di acara Hard Rock Calling 2011 di Hyde Park
London.
GBS yang juga diawaki oleh Jon Armstrong, pembetot bas, ini tampil sebagai
satu-satunya band asal Asia di hadapan 7.000
penonton.
Go international memang menjadi mimpi trio GBS. Selain kerap
menggelar tur di luar negeri, pada tahun 2010, GBS sukses menelorkan album di
bawah naungan perusahaan rekaman asal AS, Grooveyard. Nama yang dipakai di
pasar internasional adalah Gugun Power Trio.
"Alasan
kami untuk lebih berkembang secara internasional karena kami sadar, sebesar apa
pun band di Indonesia, apalagi untuk musik yang GBS mainkan, tidak akan pernah
menjadi mainstream. Oleh sebab itu, kami
sudah set dari awal kalau band ini harus sukses di luar negeri. Perkara sukses
di Indonesia itu hanya bonus dari kerja keras kami as
a team (sebagaitim)," papar Bowie. Perjuangan GBS membuka pasar
internasional berlangsung mulai 2004 hingga tahun 2010. "Tahun 2010,
kami mulai bermain di panggung-panggung besar dengan
band-band luar biasa di luar negeri," tutur
Bowie.
Kendala terbesar, ujar Bowie, adalah soal visa,
workpermit (izin
bekerja), dan
sponsorship. "Jadi, selama kami tur di luar negeri,
kecuali yang Hard Rock Calling, kami selalu menggunakan biaya sendiri, dari
tiket pesawat sampai biaya hidup di luar negeri. Itu semua kami lakukan karena
kami yakin sekali GBS bisa diterima di luar negeri," ungkap Bowie.
Tentang kesuksesan GBS membuka pasar
internasional, Gugun menambahkan, tidak ada strategi khusus yang mereka
lakukan. "Dengan adanya internet, saya rasa orang-orang dengan gampang
memperkenalkan karya musik mereka mendunia. Kunci sukses kami adalah membuat
musik dengan standardisasi dunia dan bersikap profesional sebagai musisi
dunia," kata Gugun.
Editor :
Tjahja Gunawan Diredja